Pengantar Kitab Kolose

Oleh Ibu Retty
Kolose adalah sebuah kota yang terletak dibagian Barat Asia kecil (sekarang Turki). Komunitas kristiani di Kolose tidak didirikan oleh Paulus. Mereka menjadi kristiani berkat pewartaan Epafras, rekan kerja Paulus (1:7-8). Mereka belum pernah bertemu dengan Paulus (2:1).

Jemaat Kolose ini Sebagian besar berlatar belakang bukan Yahudi, sehingga diberi peringatan untuk melawan para pewarta palsu dengan ajaran filsafatnya yang dinilai palsu dan kosong (Kol 2:6-23)

Surat ini dianggap sebagai surat yang ditulis oleh Paulus dan Timotius (1:1). Surat ini ditulis ketika Paulus berada dalam penjara sebagai seorang tahanan karena injil (4:3). Namun, tempat di mana persisnya Paulus dipenjarakan tidak diberitahukan. Ada tiga tempat yang diusulkan, yakni penjara Kaisarea, Roma, dan Efesus.  Namun kebanyakan ahli tafsir modern berpandangan bahwa surat ini tidak ditulis oleh Paulus tetapi oleh seorang murid atau pengagum Paulus sekitar tahun 80 M. Murid atau pengagum itu mungkin Timotius (1:1) atau Epafras (1:7-8).

Salah satu tujuan yang pasti mengapa surat itu ditulis adalah untuk mendukung apa yang telah diajarkan Epafras di Kolose. Penulis mendukung dengan menekan posisinya sebagai “kawan pelayan yang kami kasihi, yang bagi kamu adalah pelayan Kristus yang setia” (1:7). Posisi ini menegaskan bahwa injil yang diwartakan oleh Epfras sama dengan injil yang diwartakan oleh Paulus dan rekan-rekan kerjanya yang lain. Dengan demikian, pewartaan Epfras itu valid karena benar-benar mewakili ajaran dan pewartaan yang mungkin disampaikan oleh Paulus sendiri jika ia mewartakan injil di Kolose

Mengapa penulis merasa perlu memakai otoritas Paulus untuk mendukung pewartaan Epfras? Jemaat berada dalam bahaya meninggalkan iman karena kehadiran dan ajaran pewarta lain yang bertentangan dengan injil yang telah diwartakan oleh Epfras. Ajaran itu dianggap sebagai filsafat yang kosong dan palsu (2:8).

Ajaran filsafat yang kosong dan palsu menekankan sunat sebagai syarat untuk mencapai keselamatan.

Menanggapi tekanan ini Paulus menyatakan bahwa jemaat telah disunat namun bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, melainkan dengan sunat Kristus. Pernyataan “bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia melainkan dengan sunat Kristus” mengacu pada tindakan ilahi daripada tindakan manusiawi. Paulus secara tidak langsung mempertentangkan sunat secara fisik dan manusiawi yang dilakukan oleh orang Yahudi dengan sunat secara rohani dan ilahi melalui baptisan yang dilakukan oleh orang kristiani. Dengan disunat secara rohani melalui baptisan, kita menanggalkan tubuh manusia yang berdosa. Melalui baptisan mereka telah mengambil bagian dalam kematian dan kebangkitan

Peringatan yang kedua, Paulus mengingatkan jemaat untuk tidak membiarkan diri mereka dihakimi karena makanan dan minuman atau karena perayaan-perayaan suci agama Yahudi. “Jangan biarkan orang menghakimi kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat” (ay. 16). Peringatan ini sangatlah mungkin terkait dengan peraturan hukum Taurat tentang makanan yang halal dan haram.

Ajaran filsafat yang kosong palsu tampaknya menekankan ketaatan pada peraturan tentang makanan dan minuman yang halal. Inilah yang menjadi konteks peringatan untuk tidak membiarkan diri jemaat Kolose dihakimi karena apa yang mereka makan atau minum Para pengkotbah palsu yang berasal dari orang kristiani yang berlatar belakang Yahudi itu tidak hanya membantah pewartaan Paulus, tetapi juga menggerogoti kewibawaannya sebagai rasul.

Mereka berkata bahwa Paulus bukanlah seorang rasul, dia tidak termasuk kelompok murid yang pertama, dia bukan saksi mata pelayanan Yesus, Paulus tidak sama dengan rasul di Yerusalem yang dipilih khusus. Ajaran dan kesaksian Paulus berasal dari tangan yang kedua atau ketiga, karena ia menerima injil melalui para rasul.

Komentar

Anda Bertanya Kami Menjawab

Nama

Email *

Pesan *